Sirah Nabawiyah 01 : Posisi Bangsa Arab dan Kaumnya
March 31, 2017
Kaffarah dan Qadha
April 1, 2017

Shalat Tarawih dan qiyam Ramadhan

Qiyam Ramadhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ َ نَم َ ام َق ان َضَمَ ر اا ان َيم ِ ، إ اباا َسِتْ اح َ َ و رِغ ف ه
َ
اَ ل َ م ْ مَّدَقَت ِ نِم هِبْنَذ

“Barangsiapa yang melakukan qiyam Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni.”86 Artinya, setiap orang yang melakukan qiyam Ramadhan (shalat Tarawih/shalat malam) dengan niat yang shalih, dipenuhi keikhlasan, bersemangat mengharapkan pahala tanpa keterpaksaan, niscaya dosanya yang telah lalu akan diampuni. Selepas imam selesai memimpin shalat Tarawih, setiap orang yang ingin menambah shalatnya, dapat melakukan shalat tersebut dengan dua-dua raka’at tanpa perlu mengulang shalat Witir.

Harap-harap cemas

ى
َ
ْ اف َجَتَت م ه ِ ج ن وب ِ نَع ع ِ اج َضَْ َ الْ ْ ع ون ْدَي م هَّ بَ ر اا ف اا ْوَخ عَمَطَ و

86 HR. al-Bukhari : 37 dan Muslim : 759 dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap” [as-Sajdah : 16].

Di bulan Ramadhan, mereka berbaris dalam shalat, menangis, memohon kepada Allah agar membebaskan mereka dari neraka. Mereka menyadari minimnya perhatian dan besarnya kelalaian dalam melaksanakan kewajiban. Mereka merenungkan betapa mengerikannya kondisi perjalanan yang akan ditempuh selepas kematian. Dan mereka senantiasa merengek berdo’a kepada Allah hingga Subuh menjelang agar dikaruniai keberuntungan, masuk ke dalam surga dan dijauhkan dari nereka. Ya Allah, ampunilah kami.

Bersama imam hingga selesai

ْ َ نَم َ ام َق ِ عَم ىَّ ام َمِ الإ َ تَح َ فِرَصْنَي بِك ت ه
َ
ل ام َيِق ةَلْيَل
”Barangsiapa yang shalat Tarawih bersama imam sampai selesai, maka akan dihitung telah melaksanakan shalat semalam suntuk.”87 Hadits memberikan beberapa faedah:

87 HR. at-Tirmidzi : 806 dari hadits Abu Dzar radhiallahu ‘anhu.

82
 Hadits ini menunjukkan bahwa mengerjakan shalat Tarawih secara berjama’ah lebih utama, karena pahala mengerjakan shalat semalam suntuk akan didapatkan oleh orang yang shalat bersama imam hingga selesai.88  Afdhalnya, makmum tetap melaksanakan shalat bersama imam hingga selesai, baik shalat Tarawih yang dikerjakan sebelas raka’at, dua puluh tiga raka’at, atau lebih.89  Apabila terdapat beberapa imam yang memimpin shalat Tarawih secara bergantian, maka makmum mesti shalat bersama mereka hingga selesai agar dapat memperoleh pahala yang dijanjikan dalam hadits di atas.90

Hukum-hukum shalat Tarawih  Dilaksanakan dua-dua raka’at, dengan membaca do’a istiftah setiap dua raka’at  Tidak ada dzikir khusus yang diucapkan di antara shalat  Tidak ada batasan raka’at, karena hadits menyatakan, ِ ةَلَص ىَ لْيَّ الل ىَ نْثَم نْثَم

88 Fatawa Ibn Baaz 11/319. 89 Fatawa Ibn Baaz 11/326. 90 Fatawa Ibn Utsaimin 14/190.

83
“Shalat malam itu dua-dua raka’at.”91 Namun, lebih utama melaksanakan shalat Tarawih seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana beliau mengerjakan shalat Tarawih sebanyak 8 raka’at dan mengerjakan shalat Witir sebanyak 3 raka’at.92

Beberapa dzikir rukuk dan sujud Rukuk dan sujud merupakan salah satu kondisi penghambaan yang paling agung, sehingga dianjurkan untuk memperpanjang rukuk dan sujud. Dan di antara dzikir yang dapat diucapkan ketika rukuk dan sujud adalah:  ِةَمَظَعْال َ و ِ اء َيِرْبِكْال َ و ِ ك وت َلَْ الْ َ و ِ ر وت َبَجْ ي ال ِ ذ َ ان َحْ س ب “Maha Suci Allah, Zat yang memiliki hak memaksa, serta yang memiliki kekuasaan, kesombongan, dan keagungan.”93  َكَان َحْس ب َّ اَ ه م َّ الل نَّبَ َ ر كِدْمَحِبَ َّ و ْ ه م َّ الل يِ رِفْ اغ ل

91 HR. al-Bukhari : 990 dan Muslim : 794 dari hadits Abdullah ibn Umar radhiallahu ‘anhuma. 92 Fatawa Ibn Baaz 15/28. 93 HR. Abu Dawud : 873 dan an-Nasaai : 1049 dari hadits Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu. Dinilai shahih oleh al-Albani.

84
“Maha suci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.”94  س ب وح ، ق د وس بَ ِ ر ةَكِئ َ لَْ ِ الْ الر وح َ و “Maha Suci dan Maha Kudus, Allah, Rabb para malaikat dan Jibril.”95