Kajian Muslimah: Fiqih Wanita Seputar Puasa dan Ibadah di Bulan Ramadhan
May 18, 2014Adab Tidur Seorang Muslim
May 26, 2014Ramadhan di Andalus 1.300 Tahun Lalu: Ramadhan Perjuangan dan Dakwah Islam
oleh Yumarsono Muhyi
Andalus, 92 Hijriah …
Thariq ibn Ziyad, adalah panglima penakluk Andalus dari etnis Barbar, etnis non-Arab dengan jumlah sangat besar di Afrika Utara, dari Libia, Aljazair, Tunisia, hingga Maroko. Etnis Barbar karena posisinya di Afrika, sering dikira berparas mirip orang Afrika yang hitam. Padahal etnis Barbar ini bertubuh besar, kulit putih, berambut pirang, bermata biru, seperti orang Eropa umumnya.
Demi menyebarkan kalimat tauhid “tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah” (laa ilaaha illa allah), Thariq ibn Ziyad setelah menyeberangi 13 km Selat Jabal Thariq (kini dikenal sebagai Selat Gibraltar), beliau dan 7.000 pasukannya tiba di Jabal Thariq (Gunung Thariq).
Setiba di Gunung Thariq pada Sya’ban 92 Hijriah, Thariq ibn Ziyad dihadang oleh pasukan Nasrani etnis Gothic yang primitif, penghuni di sekitar Jabal Thariq, Selatan Andalus. Pasukan Gothic Nasrani ini ditawari 3 pilihan yang harus diputuskan dalam 3 hari:
1. Masuk Islam, terjaga semua harta-benda milik mereka, dan mereka bersaudara dengan kaum Muslimin.
2. Membayar jizyah, terjaga semua harta-benda milik mereka, dan dilindungi oleh kaum Muslimin.
3. Berhadapan dalam perang, sampai pemerintahan jatuh dan dakwah Islam bisa dilaksanakan di mereka.
Gothic Nasrani ini lebih mempertahankan kehormatan mereka, dan memilih opsi ke-3, yakni berhadapan dalam perang. Tanpa perlawanan berarti, pasukan Gothic Nasrani ini pun takluk.
Gothic Nasrani ini kemudian meminta bantuan penguasa Andalus pada waktu itu, yakni Raja Rodrigo. Utusan Gothic Nasrani ini melaporkan ke Rodrigo tentang takjubnya ke kaum Muslimin, dimana mereka malam harinya berdoa seperti rahib-rahib, tapi siangnya berperang dengan begitu dahsyatnya.
Utusan Gothic Nasrani ini pun melaporkan ke Rodrigo, bahwa dia sangat heran dengan kaum Muslimin, yang berperang bukan ingin kekuasaan atau harta, sebagaimana umumnya peperangan lain. Malah kaum Muslimin tidak mau harta sama sekali, kecuali ajakan kepada Islam. Utusan Gothic Nasrani ini pun sampai mengekspresikan, bahwa dirinya tidak tahu, apakah pasukan kaum Muslimin ini berasal dari bumi atau dari langit.
Rodrigo pun memutuskan ingin mengancurkan kaum Muslimin, dan menjadikan mereka budak-budaknya. Dengan berbekal 100.000 pasukan, Rodrigo (dengan mahkota emas, pakaian betatahkan emas, dan bersantai di dipannya yang berhias emas) menyerbu kaum Muslimin yang sudah bersiap diri di posisi yang sangat strategis, yakni Lembah Barbat, dengan hanya 7.000 pasukan dan 5.000 pasukan tambahan (total hanya 12.000 pasukan).
Dan pecahlah perang besar antara dua pasukan itu, pada 28 Ramadhan 92 Hijriyah. Kemenangan di tangan kaum muslimin, dan Andalus telah terbuka untuk dakwah Islam.
Andalus merupakan tonggak sejarah Islam dan kaum Muslimin. Andalus dikuasai kaum Muslimin, dan menjadi pusat dakwah Islam ke seluruh dunia pada waktu itu, hingga lebih dari 800 tahun, lebih dari separuh umur Islam sejak hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, hingga kini.
Bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan. Bahkan pada kenyataanya, kebanyakan futuhaat islamiyah (penguasaan daerah-daerah baru untuk lahan dakwah Islam), jatuh pada bulan Ramadhan.
Semoga Ramadhan 1435 Hijriah di bumi Indonesia yang sedang dilanda berbagai fitnah lahir dan batin ini, menjadi ajang perjuangan diri kita, kaum Muslimin di Indonesia, untuk berjuang mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru Indonesia.
Indonesia, 1435 Hijriah …
Buku sumber:
Andalus: Dari Kebangkitan Hingga Kejatuhan
(Raghib Al-Sirjani)
الأندلس من الفتح إلى السقوط
(راغب السرجاني)