MURAQABATULLAH dan ISTIQAMAH dalam KEHIDUPAN MUSLIM
November 15, 2015Daurah Syar’iyyah Bersama Syaikh Abdullah Az-Zaidani ( Murid Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah )
November 17, 2015BEGINILAH NABI MEMPERLAKUKAN ANAK-ANAK
Anda sering jengkel dengan anak? Merasa kesal bahkan pusing dengan kelakuan mereka yang terkadang bandel dan tidak mau diam? Ya, perasaan itu pasti pernah kita rasakan, karena faktanya, anak-anak tidak selalu lucu dan menggemaskan, tetapi juga terkadang membuat kita jengkel, sedih, bahkan marah.
Tak jarang, para orang tua kewalahan menghadapi tingkah polah anaknya. Mendidik anak menjadi baik adalah hal yang tidak mudah dan membutuhkan kerja keras. Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang sholih. Di antaranya bahwa pahala anak sholih menjadi pahala yang tidak terputus bagi orang tuanya setelah ia mereka berdua meninggal dunia.
Mengingat betapa berharganya seorang anak dalam Islam, sangat tidak mungkin apabila tidak terdapat bimbingan yang lengkap dalam kitab dan sunnah dalam mentarbiyah mereka. Salah satu bimbingan Islam dalam hal ini adalah perilaku Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam terhadap anak-anak.
Bagaimanakah Nabi memperlakukan anak-anak pada masanya, sehingga tercetaklah generasi terbaik tiada bandingnya?
※ Dalam hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Kami pernah sholat Isya’ bersama Rasulullah, dan ketika beliau sujud, naiklah Hasan dan Husein di atas punggung beliau. Bila beliau mengangkat kepala, beliau menurunkan mereka berdua dengan perlahan dan meletakkan mereka di lantai. Ketika beliau sujud, mereka naik lagi ke punggung beliau, hal itu berulang-ulang sampai selesai sholat, kemudian beliau meletakkan mereka di atas paha beliau.
※ Seorang shahabiyah, Ummu Kholid radhiyallahu ‘anha juga menceritakan masa kecilnya: Aku mendatangi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersama ayahku dan aku memakai baju berwarna kuning. Kemudian aku bermain-main cincin kenabian di punggung beliau, maka ayahku melarangku, tetapi Rasulullah berkata: “biarkan saja”, kemudian berdoa: “Semoga engkau panjang umur”, sampai tiga kali.
✓Beginilah Rasulullah memahami kebutuhan anak-anak terhadap permainan dan senda gurau. Dan bukannya membatasi kesenangan mereka dan menuntut mereka bersikap seperti orang dewasa.
◆ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga sering menggendong anak kecil.
※ Diriwayatkan bahwa beliau menggendong anak kecil sehingga ia kencing di pakaian beliau, maka beliau meminta air dan memerciki pakaiannya.
※ Dalam riwayat yang lain dikisahkan bahwa Nabi mencium Hasan Bin Ali radhiyallahu ‘anhuma dan di sisinya ada Al Aqra’ Bin Harits, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku memiliki 10 orang anak dan aku tidak pernah mencium mereka. Maka Rasulullah pun memandangnya dan berkata:
(مَنْ لاَ يَرْحَمْ وَلاَ يُرْحَمْ (رواه البخارى
“Siapa yang tidak menyayangi tidak akan disayang”
✓Beginilah Nabi mengasihi dan menunjukkan rasa cintanya pada anak-anak, bahkan memperingatkan orang yang tidak mau menunjukkan cintanya pada mereka
※ Kadang-kadang beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam memangku cucu beliau, Hasan Bin Ali dan Usamah Bin Zaid bersama-sama sambil memeluk mereka dan berkata: “Ya Allah sayangi mereka karena sesungguhnya aku menyayangi mereka”.
※ Dalam riwayat Imam Ahmad, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di atas dada atau di antara kedua bahu Ibnu Abbas sembari berdoa: “Ya Allah, berilah ia pemahaman ilmu agama dan ajarilah ia tafsir”.
✓Beginilah Nabi mendoakan anak-anak dengan kebaikan dan bukan sebaliknya mengucapkan kata-kata laknat untuk mereka.
◆ Beliau juga bermain dan berbincang-bincang dengan anak-anak, walaupun dalam dalam hal tampak sepele, sekedar untuk menyenangkan mereka.
※ Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Aku memiliki adik yang bernama Abu Umair dan ia memiliki seekor burung kecil yang sering ia mainkan. Maka apabila Rasulullah datang ke rumahku ia berkata pada adikku: “Yaa Aba Umair, apa yang dilakukan nughair (burung kecil)?”.
◆ Rasulullah juga mendudukkan anak-anak seperti Abdullah Ibnu Abbas dan Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhum dalam majelis para shahabat, mengajari dan berdiskusi bersama mereka dan seperti layaknya shahabat yang lain.
◆ Dan beliau membonceng Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma di atas kendaraannya sambil menasehati dengan bahasa yang mudah dicerna dan penuh makna: “Wahai anak kecil, jagalah Allah niscaya ia akan menjagamu”.
✓Beginilah Nabi menghargai dan menghormati seorang anak dan menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Bukan sebaliknya, mengabaikan kehormatan dan keberadaan mereka, serta meremehkan mereka.
※ Berkata Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu: “Aku adalah anak kecil di rumah Nabi, maka ketika makan, tanganku menjelajah di atas nampan. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku dengan lembut: “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang dekat denganmu”.
※ Berkata pula Anas Bin Malik radhiyallahu ‘anhu: “Pernah suatu hari Rasulullah menyuruhku keluar untuk suatu kebutuhan. Maka aku berkata: “Demi Allah saya tidak mau pergi”, padahal sebenarnya aku mau melakukan apa yang disuruh oleh Nabi. Maka aku pun keluar, sampai aku melewati anak-anak yang sedang bermain di pasar, maka Rasulullah (mencariku dan) memegang bajuku dari belakang. Maka ketika aku menoleh, kulihat beliau tertawa sambil berkata: “Ya Unais, apa kamu pergi seperti yang aku suruh?” Aku menjawab: “Iya wahai Rasulullah.” Sungguh demi Allah, aku telah melayani beliau selama 9 tahun, dan aku tidak pernah melihat beliau berkata terhadap apa-apa yang aku kerjakan: “Kenapa kamu melakukan itu?” atau terhadap sesuatu yang tidak aku kerjakan “Mengapa kamu tidak melakukan itu ?” (tidak memarahi).
✓Beginilah Nabi bersikap sabar terhadap kenakalan dan kekurangan adab anak-anak, menasehati mereka tanpa teriakan, celaan, apalagi kekerasan.
Ada pula riwayat yang tak kalah mengagumkan.
※ Dalam suatu majelis Rasulullah, duduk di sebelah kanan beliau seorang anak kecil sedangkan di kiri beliau orang dewasa. Maka ketika beliau shalallahu alaihi wa sallam hendak memberi minum (karena kebiasaan Rasulullah selalu memulai dari kanan beliau), Rasulullah berkata pada anak itu: “Wahai anak kecil, apakah kamu memberi izin untuk memulai dari orang yang lebih tua?” Maka anak itu menjawab: “Demi Allah, saya tidak mau bagianku diambil seorang pun. Maka Rasulullah pun memberikan haknya.
✓Beginilah Rasulullah menghormati hak setiap orang, walaupun ia seorang anak kecil, meminta izinnya, dan tidak menyia-nyiakannya.
✓Beginilah kasih sayang dan perhatian beliau terhadap anak-anak, padahal beliau adalah orang yang paling mulia, paling sibuk, memiliki kedudukan paling tinggi, tetapi beliau:
• Tetap meluangkan waktu untuk memperhatikan pendidikan dan memelihara kedekatan dengan anak-anak.
• Menunjukkan cinta dan penghormatan.
• Serta mengajarkan kepada orang dewasa bahwa anak-anak sangat butuh kelemah lembutan dan kesabaran.
Maka, akankah kita meneladani beliau dalam hal ini?
Ditulis oleh: Ummu Syaima
Referensi:
Tarbiyatul Abna’, Bagaimana Nabi Mendidik Anak, Syaikh Musthofa Al Adawi. Penerbit Media Hidayah