UNTUKMU YANG SEDANG BERDAKWAH [1]
December 30, 2015Metode Mengajar dan Menididk Anak
December 31, 2015Nutrisi untuk Jiwa yang Lelah
Dakwah begitu mulia. Memuliakan orang yang berdakwah dan begitu mulianya pekerjaan ini. Cukuplah dakwah menolong kita mengatur waktu-waktu kita agar bermanfaat. Jika kita tidak sibuk dengan kebaikan, bagaimana nanti di akhirat, sementara kita sadar bahwa waktu-waktu kita akan dimintai pertanggungjawaban.
Semangat berdakwah…
Bahwa dakwah menolong kita untuk memanfaatkan waktu dalam hal yang Allah ridhai, karena dengan berdakwah, tentu kita banyak mengingat Allah, belajar dan mengajarkan.
Kita berdakwah dengan landasan Al Qur’an dan Hadits. Bukan untuk lawakan ataupun mencari popularitas, sebagaimana kita lihat adanya pendakwah-pendakwah yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kita berdakwah bukan untuk siapa-siapa, bukan untuk lembaga, bukan untuk ketenaran. Tapi semata untuk mendapatkan keridhaan Allah. Demi tegaknya Islam di bumi ini.
Dakwah menolong kita, menyibukkan kita. Betapa banyak orang di luar sana, punya kebutuhan sama dengan kita. Punya anak, butuh makan, butuh tempat tinggal. Tapi untuk dakwah mereka tidak bisa. Karenanya, mari kita syukuri pemilihan Allah ini, bahwa kita berada dalam jamaah kebaikan.
Dakwah ini menjadi jalan paling baik untuk kita bisa tsabat di jalan yang lurus. Allah berfirman,
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah:44)
Dan sesuatu yang kita ajarkan, maka tentu kita akan memulai dari diri kita. Dan itu merupakan tahapan dakwah yang utama, karena dengan memulai dari diri sendiri, berarti kita telah memberikan keteladanan. Bagaimanapun, keteladanan lebih utama daripada ucapan, dan dakwah tidak akan berhasil tanpa keteladanan.
Kemudian setelah keteladanan itu ada, kita bisa menasehati orang lain, berdakwah dengan lisan. Karena dengan memberikan nasehat kepada orang, in sya Allah banyak manfaatnya dan kebaikan yang akan kita peroleh.
Dakwah ini adalah bashirah. Jadi kita berdakwah tidak hanya dari kutipan-kutipan tapi setelah mendapat penjelasan dari para ustadz dan rujukan dari al Qur’an dan Hadits. Sehingga tidak asal bicara, tidak asal berdakwah tanpa landasan yang kuat.
Saudaraku, mari senantiasa berdoa kepada Allah agar tetap DIPAKAI di jalan ini. Karena jika kita tidak serius dalam kerja dakwah ini, maka Allah akan MENGGANTI kita dengan orang yang lebih baik. Jadi, jangan jadi generasi yang diganti, jadilah generasi yang mengganti. Serius, bersemangat dalam perjuangan ini.
Kenapa kita berdakwah? Karena agama ini mau dimenangkan. Masih banyak yang perlu dibenahi untuk sampai terwujudnya pada kemenangan itu. Perbaikan individu, yang kemudian membentuk keluarga-keluarga muslim. Di situlah in syaa Allah akan lahir generasi-generasi penerus perjuangan kita sehingga kelak Islam berjaya di bumi ini dan kita punya saham di dalamnya. Ya, pastikan kita punya peran dalam perjuangan meraih kejayaan Islam.
Kita berdakwah karena kita menyadari bahwa Islam adalah sistem hidup yang sempurna, yang itu blm disadari oleh banyak orang yang ada di sekitar kita. Teruslah berdakwah, terus melangkah, hingga usai perjalanan ini, hingga terhenti langkah kaki kita.
Saudaraku, sekarang ini, banyak kita lihat bahwa siapa pun menyukai BLT (Bantuan Langsung Tunai). Bagaimana masyarakat berdesakan untuk mendapatkan jatah sembako, orang rela antri untuk mendapatkan jatah amplop yang dibagi-bagikan.
Tapi dulu, pernah ketika ISLAM BERJAYA, tidak ada satu orang pun yang mau menerima BLT. Sampai-sampai orang kesulitan mencari penerima BLT. Betapa kita melihat bahwa keberkahan dari Allah tercurahkan ketika Islam itu tegak di bumi.
Dan akhir kata, semoga kita senantiasa istiqamah dalam perjuangan ini. Menikmati pahitnya perjuangan dengan kesabaran dan harapan yang tinggi akan pertolongan-Nya. Semoga kita menghadap kepada Allah dalam keadaan muslim.
(Untaian nasehat ustadz Nasrudin dalam agenda Mukerwil DPW Wahdah Islamiyah Yogyakarta, 20 Desember 2015, dengan sedikit adaptasi)