Rahasia Kenikmatan di Balik Sujud
March 12, 2016GETARKAN INDONESIA DENGAN CINTA MU!!!
April 4, 2016Etika Berbicara
- Hendaklah pembicaraan selalu dalam Allah berfirman yang artinya; “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (Q.S. An-Nisa’[4]: 114)
- Hendaklah seseorang berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas, dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
- Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi Anda. Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam menyatakan, “Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya.” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh al-Albani).
- Janganlah membicarakan semua yang Anda dengar. Abu Hurairah radiallahu’anhu di dalam haditsnya menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersada, “Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang apabila ia membicarakan semua yang telah ia dengar.” (H.R. Muslim)
- Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekalipun Anda berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda.” (H.R. Abu Daud)
- Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah radiallhu’anha telah menuturkan, “Sesungguhnya Nabi apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitung (kata-kata) beliau.” (Muttafaq ‘alaih)
- Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Seorang Mukmin itu bukanlah seorang pencela atau pengutuk atau yang keji pembicaraannya.” (H.R. Bukhari)
- Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara. Di dalam hadits Jabir radiallahu’anhu disebutkan, “Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di Hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu mutafaihiqun?” Nabi menjawab, “Orang-orang yang sombong.” (H.R. Tirmidzi)
- Menghindari perbuatan ghibah (menggunjing) dan mengadu domba. Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunakan sebagian kamu menggunjing yang lain.” (Q.S. Al-Hujarat: 12)
- Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
- Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.
- Menghindari perkataan kasar, keras, dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.
- Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara. Allah berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-ngolok) wanita-wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok).” (Q.S. Al-Hujarat: 11)
_Ukhty Huda_ (Jogja, 20/03/2016. Di antara rintik hujan)