The Number One
April 12, 2016BERSATU dalam KEHARMONISAN | BERSATU menggalang KEKUATAN
May 19, 2016Bukti Ketaatan
Pernah sekali waktu saya membaca sebuah status yang cukup mengganggu hati saya. Sang pemilik akun menantang seluruh muslimah untuk pergi seorang diri di dekat Ka’bah mengenakan jilbab (yang menutup seluruh tubuh) mereka. Ia melanjutkan, bahwa seratus persen pasti akan terjadi pelecehan di sana, bahwa seorang pria pasti akan mendekat dari arah belakang dan akan mengganggu, bahkan melecehkan si muslimah.
Isi status tersebut secara tidak langsung menggiring siapapun yang membaca bahwa mengenakan jilbab tidak menjamin dirimu aman, karena itu memakai jilbab bukanlah keharusan, bukan kewajiban karena toh memakai jilbab tetap saja mendapat gangguan. Ditambah lagi si empunya akun mengatakan kalau dia tidak berjilbab dan sudah kemana-mana dan tidak mendapat gangguan sama sekali. Maka, statusnya pun ramai dukungan dari para muslimah yang memiliki pandangan yang sama, sama-sama tidak berjilbab.
Maka saya katakan, di sinilah salahnya kebanyakan dari kita, melihat agama dari satu sisi saja, dari satu ayat saja. Padahal telah jelas perintah Allah bahwa masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan. Bahwa agama Islam bukan hanya memerintahkan seorang wanita untuk menutup auratnya tapi juga memerintahkan seorang wanita untuk tetap di rumahnya, jika keluar dan itu safar maka harus bersama mahramnya, tidak memakai wewangian, tidak melemah lembutkan suara, tidak berkhalwat, tidak ikhtilat, tidak tabarruj, senantiasa menundukkan pandangan, dan senantiasa berdzikir kepada Allah.
Ketika seorang wanita berjilbab lantas masih diganggu, dilecehkan, maka periksalah, mungkin ada yang dilanggar, apakah ia keluar sendirian, pakai wewangian, bertabarruj, berikhtilat, dan lain sebagainya. Atau memang dasar lelakinya yang tidak punya sopan. Sehingga kita tidak semata-mata mengkambing hitamkan syari’at Allah. Bahwa ternyata memakai jilbab tak ada gunanya. Salah! Inilah presepsi yang salah!
Ketahuilah wahai para muslimah bahwa tujuan utama berjilbab bukanlah agar tidak diganggu, tapi tujuan utama berjilbab adalah sebagai bukti ketaatanmu kepada Allah, apakah engkau melakukan perintah-Nya atau menjauhi larangan-Nya (diganggu ataupun tidak diganggu).
Jika hari ini kau tidak memakai jilbab lalu tidak diganggu, tidak dilecehkan (sebenarnya telah dilecehkan namun kau tidak menyadarinya) maka itu adalah sebuah hadiah dari Allah yang sudah sepatutnya kau syukuri bukan? Dan tahukah kau bukti kesyukuran yang paling hakiki? Ya. Itulah dia, yakni taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan salah satu perintah Allah untukmu wahai muslimah adalah menutup auratmu, memakai jilbab!
Lihatlah para muslimah berjilbab di luar sana yang saat ini diganggu, dilecehkan, dihinakan, diserang, dihancurkan rumahnya, dibumi hanguskan negerinya, apakah mereka menanggalkan jilbab mereka? Tidak! Mengapa? Jawabannya sekali lagi, karena mereka berjilbab sebagai bukti ketaatan kepada Allah bukan semata-mata agar tidak diganggu.
Sampai di sini, sebenarnya sederhana. Tak perlulah mengkambing hitamkan gangguan dan pelecehan yang dialami muslimah berjilbab di luar sana untuk membenarkan keputusanmu tidak menutup aurat, toh yang diganggu dan dilecehkan tetap setia dengan jilbab-jilbab mereka. Kesalahan jelas ada pada dirimu yang tidak taat kepada perintah Allah! Tidak berterimakasih kepada Allah dengan sungguh-sungguh padahal Allah telah memberimu nikmat aman, nikmat tidak diganggu! Kau lupa satu hal, bahwa nikmat yang kau rasakan pun adalah ujian, apakah dengan nikmat itu engkau taat (berterimakasih) kepada Allah atau malah melupakan-Nya, Sang Pemberi nikmat.
Wallahua’lam.
_Ukhty HD_ (Jogja, 10/05/2016)