Program Pesantren Mengahafal Quran 1 Tahun Khusus Putri
January 15, 2020Apakah dibolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan sya’ban ?
April 2, 2020Amalan Yang Disunnahkan Dibulan Sya’ban
Tak terasa, seiring berjalannya waktu dan silih bergantinya siang dan malam, kini kita semua telah memasuki bulan sya’ban, suatu bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat islam untuk mempersiapkan diri menyambut bulan penuh berkah, Ramadhan.
Sebagai bulan yang mengiringi hadirnya Ramadhan, dan gerbang untuk memfokuskan diri beribadah didalamnya, tentunya ia memiliki beberapa keistimewaan yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Selain terdapat beberapa ibadah yang sunnah untuk diamalkan didalamnya, juga terdapat berbagai hukum dan amalan yang erat kaitannya dengan bulan Ramadhan.
1. Memperbanyak puasa dibulan Sya’ban.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, sebagaimana dalam hadis Aisyah radhiyallahu’anha :
ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان وما رأيته في شهر أكثر منه صياما في شعبان
Artinya : ” Saya tidak pernah melihat rasulullah shallallahu’alaihi wasallam berpuasa sebulan penuh kecuali dalam ramadhan dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada dibulan Sya’ban”. (HR Bukhari : 1969 dan Muslim : 1156)
Adapun sebab beliau memperbanyak puasa dibulan ini adalah :
1). Agar mengajar umatnya untuk berlatih puasa sehingga akan terasa mudah menjalani puasa ramadhan karena telah terbiasa dengan puasa sya’ban.
2). Beliau melakukannya untuk mengingatkan para sahabatnya akan dekatnya bulan ramadhan,
3). Sebagai rasa syukur atas dekatnya kedatangan ramadhan.
2. Tidak berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan.
Sebagaimana dalam hadis : “Janganlah seorang diantara kalian mendahului ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari kecuali jika seseorang telah terbiasa dengan puasanya, maka hendaknya ia berpuasa pada hari itu” .
Sebabnya adalah karena ia merupakan yaum al-syaqq ; hari yang diragukan apakah ia masih dalam sya’ban atau sudah masuk ramadhan. Dalam hadis, Ammar bin Yasir radhiyallahu’anhuma berkata : “Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragukan, maka sesungguhnya dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (yaitu Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi, dan Tirmidzi mengatakan, “Hadits hasan shahih.” Dishahihkan oleh Al Albani)
Puasa pada sehari atau dua hari sebelum Ramadhan ini tidak boleh dilakukan kecuali ;
a). Bagi orang yang telah terbiasa puasa
misalnya telah terbiasa puasa senin kamis atau puasa daud, maka ia boleh berpuasa pada hari itu jika bertepatan dengan hari puasa kebiasaannya.
b). Bagi orang yang masih memiliki utang qadha puasa ramadhan sebelumnya atau puasa nadzar atau kaffarat yang belum lunas, maka ia wajib mengqadha puasanya walaupun bertepatan tanggal 30 sya’ban (yaum al syaq), karena puasa qadha ini adalah kewajiban yang harus ia bayar sebelum masuk bulan ramadhan.
c). Orang yang masih memiliki utang puasa ramadhan ditahun sebelumnya atau puasa nadzar/kaffarat yang belum ia lunasi, maka wajib baginya untuk melunasi puasa yang ia tinggalkan ini dalam bulan sya’ban sehingga ia masuk dalam Ramadhan tanpa memiliki beban dan hutang puasa.