Mewujudkan Keberkahan Dalam Rumah Tangga
January 15, 2011
Alam Kubur
January 15, 2011
Mewujudkan Keberkahan Dalam Rumah Tangga
January 15, 2011
Alam Kubur
January 15, 2011

Su’ul Khatimah

Setiap manusia tentu mengharapkan kelak agar ia dapat mati dalam keadaan yang baik (husnul khatimah). Namun ternyata, keadaan akhir yang baik tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah untuk digapai. Hanya orang-orang yang memiliki keimanan dan keistiqomahan yang kuat lah yang mampu menggapai akhir kehidupan yang baik. Akhir kehidupan yang buruk (su’ul khatimah) merupakan suatu bencana yang sangat besar bagai seorang muslim karena ia menjadi tanda awal petaka bagi perjalanan hidup selanjutnya menuju akhirat. Shiddiq Hasan Khan menceritakan bahwa, “Su’ul khatimah memiliki sebab-sebab yang harus diwaspadai oleh seorang mukmin.” Kemudian beliau pun menyebut sebab-sebab seseorang tertimpa su’ul khatimah.

Kerusakan Akidah

Kerusakan dalam akidah, walaupun disertai dengan zuhud dan kesalehan yang sempurna, maka hal tersebut dalam menyebabkan seseorang terkena su’ul khatimah. Jika ia memiliki kerusakan dalam akidahnya dan ia meyakini serta tidak menyangka bahwa hal tersebut sebagai suatu kesalahan, maka terkadang kekeliruan akidahnya itu akan tersingkap pada saat dirinya mengalami sakratul maut. Setelah tersingkap, maka kerusakan sebagian akidahnya menyebabkan terhapusnya akidah lainnya. Dengan demikian, bila ia wafat dalam keadaan seperti ini sebelum ia menyadari dan kembali kepada iman yang benar, berarti ia mendapatkan su’ul khatimah dan wafat dalam keadaan tanpa iman. Selain itu, ia termasuk orang yang disebut oleh Allah dalam ayat, “Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS. Az-Zumar: 47), dan ayat, “Katakanlah, ‘Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan ini, padahal mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104).

Jadi, setiap orang yang memiliki akidah yang keliru, baik karena pendapatnya sendiri atau mengambil pendapat orang lain, maka ia berada dalam bahaya besar, dan zuhud serta kesalehannya akan sia-sia.

Maksiat

Banyak melakukan maksiat, maka kemaksiatan itu akan terus menumpuk dalam hatinya, dan memori terhadap kemaksiatan itu akan terungkap pada saat ia menghadapi kematian. Sebaliknya, jika seseorang cenderung pada ketaatan, maka kebaikan akan banyak hadir dalam memorinya disaat ia menghadapi kematian. Imam Adz-Dzahabi berkata, “Tidaklah seseorang itu mati kecuali ditampilkan kepadanya orang-orang yang biasa ia gauli. Seorang lelaki yang suka bermain catur, maka ketika ia sekarat kemudian dikatakan kepadanya, “Ucapkanlah la ilaha illah Allah.” Ia akan menjawab, “Skak!” kemudian ia mati. Jadi, yang mendominasi lidahnya adalah kebiasaan yang sering ia lakukan selama hidupnya. Akibatnya, pada akhir hayatnya ia mengganti kalimat tauhid dengan kalimat “skak”. Ini seperti orang yang kawan-kawannya adalah pemabuk. Saat sekarat, seseorang datang untuk mengajarkannya kalimat syahadat, tetapi ia malah berkata, “Mari minum dan tuangkan untukku!” Kemudian ia mati.

Tidak Istiqamah

Sungguh seseorang yang istiqamah pada awalnya, lalu berubah dan menyimpang dari awalnya bisa menjadi penyebab ia mendapat su’ul khatimah, sebagaimana iblis yang pada mulanya merupakan pemimpin dan guru malaikat yang banyak ibadah. Tapi tatkala ia diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam, ia kemudian membangkang serta menyombongkan diri hingga akhirnya pun iblis dimasukkan kedalam golongan kafir.

Iman yang Lemah

Iman yang lemah dapat melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta dunia dalam hatinya, bahkan kelemahan imannya itu dapat menguasai dan mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit saja. Lemahnya iman dalam diri seseorang dapat menjerumuskan ia dalam lembah nafsu syahwat dan maksiat, sehingga noda dosa dalam hatinya akan menumpuk sehingga akhirnya akan memadamkan cahaya imannya. Akhirnya, jika ia mati dalam keadaan iman yang sangat lemah ini, maka ia akan terancam diakhir hayatnya tertimpa su’ul khatimah.

Hal utama yang menyebabkan seseorang terkena su’ul khatimah adalah karena kecenderungan hatinya cinta pada dunia. Cinta dunia adalah penyakit hati yang umumnya menimpa manusia. Jadi, orang-orang yang menjelang kematiannya, sedangkan hatinya dikuasai oleh kecintaan terhadap dunia, maka roh yang keluar dari jasadnya kelak akan tunduk pada dunia dan terhalang dari Tuhannya.

Betapa menyedihkan ketika seseorang hidup di dunia bergelimang harta dan tahta, namun harus menghadapi akhir hayatnya dalam keadaan yang hina. Sesungguhnya rahmat dan ampunan Allah begitu luas, sehingga tidak mengenal kata terlambat memohon keselamatan pada-Nya agar kelak kita dapat mengakhiri hidup ini dalam keadaan yang diridhoi-Nya.

Sumber:

Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ensiklopedia Kiamat: Serambi