Tuntunan

Sujud Sahwi

Oleh Alfi Syahar, Lc. MA

Sujud sahwi ialah sujud yang dilakukan orang yang shalat sebanyak dua kali untuk menutup kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat yang disebabkan karena lupa. Sebab-sebab sujud sahwi ada tiga, karena kelebihan, karena kurang, dan karena ragu-ragu. Keterangannya sebagai berikut :

Sujud sahwi karena kelebihan
Barangsiapa kelupaan dalam shalatnya kemudian ia menambah ruku’ atau sujud, maka ia harus sujud dua kali sesudah menyelesaikan shalatnya dan salamnya. Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu Mas’udرضي الله عنه  ia berkata :

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صلّى الظهرَ خمساً فقيل له ” أزيدَ في الصلاةِ ؟ ” وقال : ( وماذاك ) قال : صليت خمساَ ” فسجد سجدتين بعد ما سلم

“Bahwasanya Nabi shalat Dzuhur lima rakaat, kemudian Beliau ditanya, “Aapakah shalat dzuhur ditambah rakaatnya?”, Beliau balik bertanya : “Apa itu?”, para Sahabat menjelaskan, “Anda shalat lima rakaat.” Kemudian Beliau pun sujud dua kali setelah salam. [Muttafaqun’alahi].

Salam sebelum shalat selesai berarti termasuk  kelebihan dalam shalat, sebab ia telah menambah salam dipertengahan pelaksanaan shalat. Barangsiapa mengalami hal itu dalam keadaan lupa, lalu ia ingat beberapa saat setelahnya, maka ia harus menyempurnakan shalatnya kemudian salam, setelah itu sujud sahwi, kemudian salam lagi. Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه , ia berkata :

صلى بنا رسولُ الله إحدى صلاتي العشي … فصلى بنا ركعتين ، ثم سلم ، فقام إلى خشية معرُوضة في المسجد فاتّكأ عليها كأنه غضبان …

وخرجت السرعانُ من أبوابِ المسجد ، فقالوا : ” أقُصرت الصلاة؟… وفي القوم رجلٌ في يديه طول يُقال له ” ذواليدين ” فقال : ” يا رسول الله

، أنسيت أم قُصرت الصلاة ” فقال : ( لم أنس ولم تُقصر ) فقال : ( أكما يقول ذواليدين ؟) قالوا : ” نعم ” ، فتقدم فصلى ماترك ثم كبّر وسجد

مثلَ سجودِه أو أطولُ ثم رفع رأسه فكبّر ، ثم كبّر وسجد مثلَ سجودِه أو أطول ثم رفع رأسه وكبّر … ثم سلّم )

“Nabi pernah shalat Dzuhur atau ‘Ashar bersama para sahabat, Beliau salam setelah shalat dua rakaat, Nabi pun berdiri untuk bersandar pada sebuah kayu, sepertinya Beliau marah…kemudian orang-orang yang bergegas keluar dari pintu masjid berkata : “Shalat telah di Qashar(dikurangi)?…,dan dalam jama’ah terdapat salah seorang yang kedua tangannya panjang yang dikenal dengan “Dzul Yadain” maka ia berkata : “Wahai Rasulullah, apakah anda lupa atau memang shalat telah di Qashar?..Nabi berkata : “Aku tidak lupa dan shalat pun tidak di Qashar.” (lalu ia kembali berkata : “Kalau begitu Anda memang lupa wahai Rasulullah”) Nabi bertanya kepada para sahabat, “Benarkah apa yang dikatakan Dzul Yadain”? mereka pun mengatakan : “Benar”, maka majulah Nabi, selanjutnya Beliau shalat untuk melengkapi rakaat yang tertinggal tadi, kemudian takbir dan sujud seperti sujudnya (dalam shalat) atau lebih panjang , kemudian mengangkat kepalanya lalu bertakbir, kemudian bertakbir  dan sujud seperti sujudnya (dalam shalat) atau lebih panjang kemudian  mengangkat kepalanya dan bertakbir …, kemudian salam.” [Muttafaqun’alahi].

Dari hadits ini juga menunjukkan bahwa disunnahkannya ketika sujud sahwi untuk bertakbir pada tiap-tiap sujud dan tiap kali bangkit dari padanya.

Sujud sahwi karena kekurangan
Barangsiapa kelupaan dalam shalatnya, kemudian ia meninggalkan salah satu sunnah muakkadah ( yaitu termasuk kategori hal-hal wajib dalam shalat), maka ia harus sujud sahwi sebelum salam, seperti misalnya kelupaan melakukan Tasyahhud awwal dan ia tidak ingat sama sekali, atau ia ingat setelah berdiri tegak dengan sempurna, maka ia tidak perlu duduk kembali, cukup baginya sujud sahwi sebelum salam. Dalilnya ialah hadits dari Abdullah bin Buhainah رضي الله عنه , ia berkata :

أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى بهمُ الظهرَ ، فقام في الركعتينِ الأولين ولم يجلس فقام الناسُ معه ، حتى إذا قضى الصلاة وانتظر الناسُ

تسليمُه كبّر وهو جالسٌ ، فسجد سجدتين قبل أن يُسلّم ثم سلّم

“Bahwasanya Rasulullah shalat Dzuhur bersama mereka (para sahabat), Beliau langsung berdiri setelah dua raka’at pertama dan tidak duduk, para jama’ah pun tetap mengikuti Beliau sampai Beliau selesai menyempurnakan shalat, orang-orang pun menunggu salam Beliau, akan tetapi Beliau malah bertakbir padahal Beliau dalam keadaan duduk (tasyahhud akhir), kemudian Beliau sujud dua kali sebelum salam, lalu salam.” [Muttafaqun’alaihi].

Sujud sahwi karena ragu-ragu
Sujud sahwi karena ragu-ragu, yaitu ragu-ragu antara dua hal, yang mana yang terjadi, kelebihan atau kekurangan. Umpamanya seseorang ragu apakah ia sudah shalat tiga raka’at atau empat raka’at, keraguan ini ada dua macam :

1.Seorang yang lebih cenderung kepada satu hal, baik kelebihan atau kurang, maka ia harus menurutkan mengambil sikap kepada yang lebih ia yakini, kemudian ia melakukan sujud sahwi setelah salam. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه , bahwasanya Nabi bersabda :

إذا شكّ أحدكم في صلاته فليتحرّ الصوابَ فليُتِم عليه ثم ليُسلّم ، ثم ليسجد سجدتين

“Apabila salah seorang dari kamu ada yang ragu-ragu dalam shalatnya, maka hendaklah lebih memilih kepada yang paling mendekati kebenaran, kemudian menyempurnakan shalatnya, lalu melakukan salam, selanjutnya sujud dua kali.” [Muttafaqun’alaihi].

2.Ragu-ragu antara dua hal, dan tidak condong pada salah satunya, tidak kepada kelebihan dalam pelaksanaan shalat dan tidak pula pada kekurangan. Maka ia harus mengambil sikap kepada hal sudah pasti akan kebenarannya, yaitu jumlah raka’at yang paling sedikit. Kemudian menutupi kekurangan tersebut, lalu sujud dua kali sebelum salam, ini berdasarkan hadits dari Abu Sa’id Al khudriy رضي الله عنه , bahwasanya Nabi bersabda :

إذا شكّ أحدكم في صلاته فلم يدر كم صلى ثلاثاً أو أربعاً فليطْرحِ الشكَ وليبن على ما استقين ثم يسجد سجدتين قبل أن يُسلم

“Apabila salah seorang diantara kamu ragu-ragu dalam shalatnya, ia tidak tahu berapa raka’at yang sudah ia lakukan, tiga atau empat? Maka hendaknya ia meninggalkan keraguan itu dan mengambil apa yang ia yakini, kemudian ia sujud dua kali sebelum salam.”
[HR. Muslim].

Kesimpulannya, bahwa sujud sahwi itu adakalanya sebelum salam dan adakalanya sesudah salam.

Adapun sujud sahwi yang dilakukan setelah salam ialah pada dua kondisi:  apabila karena kelebihan (dalam pelaksanaan shalat) atau apabila ragu antara dua kemungkinan, namun ada yang condong pada salah satunya.

Sedangkan sujud sahwi yang dilakukan sebelum salam, juga pada dua kondisi : apabila dikarenakan kurang  (dalam pelaksanaan shalat) atau apabila ragu antara dua kemungkinan dan tidak merasa lebih berat kepada salah satunya.

Do’a sujud sahwi
Tidak ada satu hadits pun atau riwayat shahih yang menentukan do’a yang harus dibaca dalam sujud sahwi, dengan demikian hendaklah kita kembali  kepada keumuman hadits  yakni membaca do’a-do’a sujud seperti biasa karena kedudukan sujud sahwi itu sama dengan sujud-sujud lainnya, diantaranya sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Aisyah رضي الله عنها :

إن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول في ركوعه وسجوده ” سبحانك الله ربنا وبحمدك اللهم الغفر لي “

“Adalah Rasulullah membaca dalam ruku’ nya dan sujudnya “Subhanakallahumma rabbana wa bihamdika Allahummaghfirli.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Diriwayat lain, dari Hudzaifah رضي الله عنه  berkata :

صليتُ مع النبي صلى الله عليه وسلم فكان يقول … في سجوده سبحان ربّي الأعلى

“Saya pernah shalat bersama Nabi maka Beliau membaca…. disalam sujudnya “Subhana Rabbiyal ‘Ala’.” [HR. Muslim].

Hadits-hadits ini tidak membedakan antara do’a sujud shalat dengan do’a sujud sahwi. Namun bagi yang menganggap bahwa riwayat-riwayat tersebut khusus untuk sujud shalat (bukan sujud sahwi) maka hendaknya ia tidak membaca apa-apa dalam sujud sahwi, hanya tinggal diam saja.

Wallahu’alam

Tambahan (dari Editor):

Bagi yang ingin mendengarkan rekaman kajian Ustadz Alfi dapat langsung mengecek link berikut http://kajian.belajarislam.com/tag/ustadz-alfi-syahar/

Related Articles

5 Comments

  1. Saya mau tanya, apakah sujud syahwi juga dilakukan jika kita terlupa untuk tahiyyat awal [Sudah berdiri menuju rakaat tiga kemudian ingat ada tahiyyat awal lalu langsung duduk tahiyyat awal]?

    selanjutnya apakah jika sujud setelah salam dilakukan selama kita belum bicara [saya pernah mendengar seseorang berkata seperti itu]?

    Jika benar, bagaimana jika sudah berbicara dan teringat untuk sujud sahwi?

    Mohon penjelasannya
    Syukron

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button