Keridhaan
March 7, 2013
Fatwa Lajnah Daimah : Rukun-Rukun Islam (11)
March 12, 2013
Keridhaan
March 7, 2013
Fatwa Lajnah Daimah : Rukun-Rukun Islam (11)
March 12, 2013

Serial Perang Badar: Ketaatan untuk Sebuah Kemenangan (Episode 2)

Serial Perang Badar

Oleh : Ustadz Abu Ayyub

 

Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, dua tahun setelah hijrahnya Nabi Shalallahu’alaihi wasalam. Perang ini berawal dari perintah Nabi kepada para sahabat untuk menghadang kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan saat kembali dari Syam. Akan tetapi kafilah dagang ini lolos bahkan Abu Sufyan mengirim kurir ke Mekah guna meminta bantuan pasukan untuk melindungi barang-barang dagangan Quraisy. Dengan sampainya berita tersebut, maka dari mekah dikirimlah seribu personil yang terdiri dari 600 prajurit infanteri berbaju besi, 100 pasukan kavaleri, 700 unta serta beberapa perempuan yang bertugas menabuh rebana dan membacakan syair-syair penghinaan kepada kaum muslimin.

Sementara itu dipihak kaum muslimin hanya berjumlah sekitar 314 personil yang mayoritas dari golongan Anshar, dengan membawa 200 unta, 2 atau 3 ekor kuda, sehingga para sahabat harus bergiliran menaikinya.

Ibnu Ishaq berkata: “ Rasulullah menerima informasi keberangkatan orang-orang Quraisy untuk melindungi unta-unta mereka, kemudian beliau menyampaikan informasi tersebut kepada para sahabat. Abu Bakr berdiri dan berkata dengan baik, Umar bin Al Khattab berdiri dan berkata dengan baik. Al Miqdad bin ‘Amr berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, majulah terus sesuai apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Karena kami akan ikut bersammu. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan sebagaimana perkataan Bani Israil kepada Musa: ‘Pergi engkau bersama Tuhanmu kemudian berperanglah biar kami duduk menanti di sini saja. [QS. Al Maidah: 24], tetapi pegilah engkau bersama Rabbmu , lalu berperanglah, dan kami akan ikut berperang bersamamu dan Rabbmu.  Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau berjalan bersama kami ke Barki Al Ghimad(tempat yang sangat jauh didaerah Yaman) kami akan bersabar bersamamu sampai engkau tiba disana. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara dengan baik kepada Al Miqdad dan mendo’akan kebaikan untuknya.

 

Ibnu Ishaq berkata: Kemudian Rasulullah bersabda: “Wahai manusia berikan usulan kalian kepadaku! Yang dimaksud beliau adalah kaum Anshar karena mereka bagian dari sahabat dan ketika mereka berbai’at kepada Nabi di Al Aqobah mereka berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya kami tidak bertanggung jawab atas keselamatanmu hingga engkau tiba dinegeri kami. Jika engkau tiba dinegeri kami, maka engkau berda pada perlindungan kami. Kami akan melindungimu seperti kami melindungi anak-anak dan istri-istri kami. Rasulullah khawatir kalau kaum anshar berpendapat bahwa pertolongan kepada beliau hanya terjadi kalau ada musuh yang datang ke Madinah, dan mereka tidak mau bersama beliau kepada musuh di luar Madinah.

Setelah Rasulullah bersabda seperti itu, maka Sa’ad bin Mu’adz berkata: “Kami telah beriman kepadamu. Kami telah membenarkanmu. Kami bersaksi bahwa apa yang Engkau bawa adalah benar, kami menyerahkan janji dan sumpah kami untuk mendengar dan taat. Wahai Rasulullah, lakukan apa yang hendak Engkau lakukan, kami tetap bersamamu. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, seandainya Engkau menyuruh kami untuk menyeberangi lautan, dan engkau menyelaminya, kami pun akan terjun bersamamu. Mudah-mudahan Allah memperlihatkan dari kami apa yang menyenangkanmu.”

 

Nabi sangat gembira mendengar ucapan Sa’ad. Kemudian beliau bersabda: “Berangkatlah kalian dan bergembiralah, karena sesungguhnya Allah telah menjanjikan dua kelompok kepadaku. Demi Allah seperti aku sekarang melihat tempat-tempat kematian kaum tersebut.”

 

Sumber; Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hiysam dan Durus wa ibbr karya Mustafa As Siba’i.

bersambung…