Menunda bahagia? Hmm… kedengarannya aneh ya? Siapa sih yang tidak ingin bahagia? Kayaknya semua orang pengen tuh bahagia. So, kayaknya ga mungkinlah kalau sampai ada yang pengen menundanya.
Yah, mungkin sebagian orang sangat menginginkan bahagia hadir dalam hidupnya, tapi dalam waktu yang bersamaan, dia sendirilah yang mengusir bahagia itu. Kok bisa?
Terlalu bersedih atas masa lalu, keadaan hidup saat ini yang penuh masalah, ataupun impian yang belum terwujud hanya membuat kita lupa dengan bumi tempat berpijak. Dunia seakan sempit dan menyesakkan. Hati gelisah, wajah murung, dan tak tahu arah. Hari-hari yang dilalui pun terasa panjang dan melelahkan. Kasihan sekali! Padahal jika memutuskan bahagia, semua bisa dijalani dengan nikmat. Kebahagiaan akan bersinar cerah menerangi langit hati. Rona-rona bahagia kan terlukis menghiasi wajah, membuat orang di sekitarnya pun ikut merasakan bahagia dan nyaman berada di dekatnya. Hidup terasa dinamis dan mudah, ringan tanpa beban.
Bukan berarti hidup tanpa masalah. Setiap orang yang masih hidup tentu saja punya masalah, terlepas besar ataupun kecil. Tinggal bagaimana menyikapi masalah itu. Adanya masalah toh tidak berarti harus membuat kita sedih dan menunda bahagia. Kesedihan yang berlebihan atas masalah yang kita hadapi hanya membuat pikiran kalut dan tidak bisa berpikir jernih, hingga akhirnya masalah pun berkutat pada jalan yang buntu.
Bahagia itu tanpa syarat. Kita bisa bahagia kapan saja kita mau. Tidak perlu nunggu dilamar bagi yang masih single. Tidak perlu nunggu hamil bagi yang belum dikaruniai momongan. Tidak perlu nunggu dapat kerjaan bagi yang masih nanggur. Tidak perlu nunggu punya rumah bagi yang masih kontraktor kayak saya. Putuskan saja untuk bahagia saat ini juga, maka berbahagialah Anda. Dan berbahagialah ketika memutuskan bahagia, karena bahagia itu nikmat. Bahagia itu nikmat yang patut disyukuri dengan bahagia. Dan syukur nikmat itu insyaAllah akan melahirkan nikmat-nikmat yang lain. Hingga akhirnya hidup kita akan penuh nikmat yang bisa kita nikmati. Sepakat?
Disadari ataupun tidak, hidup kita sudah penuh dengan nikmat. Tinggal kita bisa menikmati nikmat itu atau tidak. Dan itu adalah pilihan. Pilihlah untuk menikmati nikmat yang ada dan berbahagialah. Bahagia akan melahirkan pikiran yang jernih. Dengan pikiran yang jernih itulah, kita bisa mengatasi masalah-masalah yang hadir dalam hidup kita, bi idznillah.
(ummi santi)