Berbakti kepada kedua orang tua sangatlah banyak bentuknya. Di bawah ini adalah beberapa amal kebaikan kepada kedua orang tua. Tulisan kali ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya Berbakti Kepada Kedua Orang Tua yang telah memuat 17 amal baik.
Dan berikut beberapa poin lainnya;
- Janganlah lebih mengutamakan isterimu atau anakmu atas keduanya dan carilah keridhaan keduanya sebelum yang lain, karena ridha Allah berada dalam keridhaan orang tua dan murka Allah berada pada murka orang tua.
- Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari keduanya dan janganlah engkau meluruskan kakimu di hadapan keduanya dengan penuh kesombongan.
- Janganlah takabbur, engan untuk menyebutkan nasab kepada bapakmu walaupun kalian telah menjadi pejabat besar dan berhati-hatilah untuk mengingkari kebaikan keduanya dan menyakitinya walaupun hanya dengan satu kata.
- Jangan pelit untuk memberikan nafkah kepada keduanya hingga keduanya menjelaskan kesukaran yang dihadapinya kepadamu karena itu merupakan aib bagimu. Dan kamu akan melihat pada anak-anakmu, karena orang yang durhaka kelak akan didurhakai.
- Seringlah berkunjung kepada kedua orang tuamu dan berilah hadiah kepada mereka berdua. Berterima kasihlah kepada keduanya atas usahanya mendidikmu dan jerih payah keduanya terhadapmu, dan jadikanlah pelajaran untuk anak-anakmu serta tidak bersikap keras kepada mereka.
- Manusia yang paling berhak untuk kalian berikan penghormatan adalah ibumu, kemudian ayahmu. Ketahuilah, bahwasanya Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu.
- Hindarilah durhaka kepada kedua orang tua dan kemurkaan keduanya. Sebab, hal itu akan membuat kalian celaka di dunia dan di akhirat. Anak kalian nantinya akan melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan terhadap kedua orang tua kalian.
- Apabila kalian meminta sesuatu kepada keduanya, maka mintalah dengan sopan dan lemah lembut. Kemudian berterima kasihlah jika keduanya memberi apa yang kalian minta, dan maafkanlah jika keduanya tidak memberi apa yang kalian minta. Janganlah kalian banyak meminta kepada keduanya agar kalian tidak membuat cemas keduanya.
- Apabila kalian sudah mampu untuk mencari rezki, maka bekerjalah dan bantulah orang tuamu.
- Seseungguhnya kedua orang tuamu memilki hak atasmu, begitu pula isterimu mempunyai hak atasmu. Maka berikanlah kepada setiap orang haknya masing-masing. Dan berusahalah untuk merukunkan keduanya jika mereka berdua berselisih, dan berikanlah hadiah kepada kedua pihak secara rahasia.
- Apabila terjadi permusuhan antara orang tuamu dan isterimu, maka jadilah sebagai hakim (penengah) dan berikanlah pengertian kepada isterimu bahwa kamu bersamanya apabila kebenaran berada padanya, dan engkau berusaha untuk memperoleh keridhaan kedua orang tuamu.
- Apabila kalian berselisih dengan kedua orang tuamu dalam masalah pernikahan, perceraian, maka berhukumlah dengan syari’at, maka itu adalah penolong yang paling baik bagimu.
- Doa kedua orang tua akan dikabulkan, baik dalam kebaikan maupun keburukan. Maka hati-hatilah terhadap doa yang jelek dari mereka atas kalian.
- Bersopan santunlah terhadap manusia. Barangsiapa yang mencela manusia, maka mereka akan mencela kedua orang tuanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; Termasuk dosa besar yaitu, seorang mencaci maki kedua orang tuanya. (Maksudnya) Dia mencela bapak seseorang, kemudian orang yang dicela tersebut balik mencela bapaknya. Dan dia mencela ibu seseorang, kemudian orang tersebut balik mencela ibunya. (Muttafaq ‘alaihi)
- Kunjungilah kedua orang tuamu selagi mereka hidup dan setelah wafatnya, serta bersedekahlah untuk keduanya. Perbanyaklah berdoa kepada Allah untuk mereka dengan mengucapkan; Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, wahai Rabb-ku sayangilah keduanya, sebagaimana mereka mendidikku di masa kecil. Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami berupa isteri dan keturunan yang dapat menyejukkan hati dan jadikanlah kami sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa.
Wallahua’lam.
_Ukhty HD_ (Diselesaikan di ruang ustadzah tercinta, Jogja 04/12/2015)
Sumber:
- Kiat Mencetak Anak Shalih karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
