Sesuatu yang dapat menjadikan hidup ini indah adalah manakala kita mampu memberi kontribusi bagi orang lain. Ya, kontribusi yang hanya akan terhenti saat ajal datang. Kita yakin bahwa kita tidak ridha masuk ke alam dunia ini dan keluar darinya dengan tangan hampa! Rasulullah bersabda bahwasanya “Setiap manusia bekerja.Ada yang menjual dirinya,ada yang membebaskan dirinya,ada pula yang menghancurkan dirinya.” (Potongan hadits riwayat Muslim).
Dakwah ke jalan Allah merupakan tanggung jawab yang terus menerus terhadap umat ini. Pertanyaannya adalah “Adakah seorang shahabat/shahabiyah yang tidak berdakwah? Hanya satu saja, bahwa mereka meyakini kalau dakwah merupakan tanggung jawab. Sebagai tauladannya bahwa Abu Bakar aktif mengislamkan 4 shahabat yang dijamin masuk surga dari 10 shahabat, kemudian istri Ikrimah mengislamkan suaminya sampai ke Afrika. Jadi tidak ada pensiun didalam dakwah dan perjuangan. Ketika seseorang memutuskan masuk dalam iklim dakwah dan bergabung dalam barisan dakwah, maka seharusnya orientasinya bukanlah duniawi, tetapi ukhrawi. Ada kesamaan cita-cita yang ingin di wujudkan bersama jama’ah yaitu surga Allah. Dengan demikian kehadiran sebuah jama’ah adalah sesuatu yang niscaya. Amanah dakwah tidaklah sama dengan jenjang karir yang kita pahami dalam dunia kerja. Jenjang karir merupakan serangkaian pola dari pekerjaan-pekerjaan yang membentuk karir seseorang. Akan tetapi dalam dakwah, ada nilai-nilai yang harus dimiliki yaitu keikhlasan, pengorbanan, keteladanan, kepercayaan, mengerti atas apa yang dilakukan dan bersikap adil terhadap apa yang dilarang. Sejenak kita berhenti mengingat jejak shahabiyah yang mulia seperti Ummu Salamah dalam pendidikan dan selalu menjaga suri tauladan yang membanggakan. Ia tak mungkin mencapai kedudukan mulia jika tidak masa lalunya yang mulia, mulai dari jihad di jalan Allah, hijrah dan persiapannya untuk mengabdikan seluruh hidup demi mencapai kafilah Islam yang mulia. Tentunya disini orientasinya adalah Allah, karena jika orientasi kita tidak tertuju kepada Allah maka akan rusaklah kemuliaan dakwah yang dikerjakan dan sia-sia pula amalannya.
Saudariku, kita adalah permata umat ini dan mustahil jika kita berlapang dada dengan hilangnya permata ini. Mari kita bergegas menyongsong barakah dari Allah, tentunya dengan kesungguhan untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas diri dan agama, agar selalu menjadi yang terbaik. Melangkahlah dengan penuh keyakinan dan ketenangan, dan ingatlah bahwa kita tidak membawa misi pribadi. Dan ingatlah pula, bahwa jabatan atau posisi kita dalam dakwah ini hanyalah soal pendistribusian amanah, namun tidak menunjukan kemuliaan. Kedatangan kita adalah untuk merealisasikan firman Allah, “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.Adzariyat:55). Senyum dan sapaan salam hangat pun memiliki daya guna mengambil hati orang lain, janganlah menjadi oase yang lambat laun cepat berubah, namun jadilah seperti sungai yang senantiasa mengalir dan mengalami proses pembaruan. Shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi Muahammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, para shahabat, dan semua orang yang selalu mengikuti ajaran beliau dengan baik sampai hari kiamat.
Oleh: Ummu Umar