Birrul Walidain (Berbakti Kepada Orangtua)
November 12, 2015
BEGINILAH NABI MEMPERLAKUKAN ANAK-ANAK
November 17, 2015

MURAQABATULLAH dan ISTIQAMAH dalam KEHIDUPAN MUSLIM

Sesungguhnya Islam mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk selalu menghadirkan kesadaran terhadap pengawasan Allah subhanahu wata’ala atau yang disebut muraqabatullah, dimanapun ia berada. Dengan memiliki muraqabatullah ini akan melahirkan rasa malu kepada Allah, malu untuk bermaksiat kepadaNya.

Muraqabatullah ini memiliki 3 unsur, yaitu: pertama, sebelum mengerjakan amal, apakah sesuai syariat dan apakah mendatangkan ridla Allah.Kedua, sedang menjalani (ditengah aktivitas) sehingga ia akan menjaganya untuk senantiasa ikhlas. Ketiga, di akhir amal sehingga dia mengharapkan amalnya senantiasa diterima.

Diantara hal-hal yang bisa melahirkan sifat muraqabatullah:

  • Keyakinan yang sempurna bahwa Allah Maha Mengetahui Segalanya. Sebagaimana dijelaskan dalam,

    سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ

    “Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.” (QS. Ar ra’du: 10)

  • Keyakinan yang sempurna bahwa segala perbuatan manusia akan dihisab dan diperlihatkan kepada kita. Dapat dibaca di,

    وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

    “Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (QS. Al Kahfi: 49)

  • Istiqamah dalam beribadah. Karena orang yang istiqamah akan memiliki keteguhan hati untuk senantiasa mentaati Allah dan menjauhi maksiat.

Dan orang yang senantiasa istiqamah di jalanNya akan mendapat kemulian. Sebagaimana janji Allah dalam

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (٣٠) نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (٣١) نُزُلا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (٣٢

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushshilat: 30-32)

Penyusun: Ummu Zaid

Sumber; Buku Media Hidayah